- 11 Perkara Jangan Buat Kalau Nak Melawat Ibu Berpantang & Bayi Baru Lahir
- 6 Tip Ajar Anak Jimat Wang Di Zaman Semua Barang Naik Harga
- Menyusukan Bayi Dengan Susu Ibu Sambil Berbaring Amat Berbahaya. Beri Perhatian 6 Risiko Ini
- 10 Cara Mesti Buat Supaya Anak Rajin Tolong Buat Kerja Rumah!
- Jangan Suka-Suka Tabur Bedak Pada Bayi, 6 Kesan Ini Perlu Diketahui!
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Senin, 14 November 2016
Minggu, 13 November 2016
Cara Budidaya Ikan Mas Di Kolam Terpal Dengan Mudah
Baca Juga : Cara Budidaya Ikan Lele Di kolam Terpal
Melakukan budidaya ikan mas di kolam terpal memiliki keuntungan tersendiri, diantaranya adalah tempat yang lebih efisien karena tidak memerlukan lahan yang luas untuk mempersiapkan sebuah kolam tanah. Kualitas air dan kebersihan air lebih terjamin, sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi penyakit pada ikan mas pada saat melakukan budidaya. Dengan menggunakan cara budidaya ikan mas di kolam terpal, lebih mudah dalam melakukan perawatan dengan suhu air yang lebih stabil.
Bagaimana Cara Budidaya Ikan Mas Di Kolam Terpal
Yogyakarta, saya datang
Yogyakarta, saya datang
Suka traveling? Pasti suka Booking.com!
Booking.com membantu Anda merencanakan trip Anda dengan nyaman
Promo terbaru masuk setiap hari - untuk semua budget!
1,070,057 akomodasi di seluruh dunia
Tempat yang kami suka di Yogyakarta
- Hotel
- Guest house
- Homestay
- Vila
-
421 akomodasi di Yogyakarta
-
8.5 Sangat baik
Skor dari 1,026 ulasan
-
9 Luar biasa
Skor dari 260 ulasan
Lokasi strategis — dinilai 9.0/10!3 orang sedang melihat saat ini -
8.8 Hebat
Skor dari 1,003 ulasan
-
8.7 Hebat
Skor dari 671 ulasan
-
8.8 Hebat
Skor dari 472 ulasan
-
7.8 Baik
Skor dari 235 ulasan
2 orang sedang melihat saat ini
Pendeta Ditangkap Karena Membela Petani
Pendeta Ditangkap Karena Membela Petani
Berdasarkan kronologis yang dirilis oleh Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI), Sugiyanto ditangkap di sekretariat KPRI di Jakarta. Saat itu dia dan beberapa petani datang untuk mendiskusikan duduk perkara kasus yang dialami oleh petani di Tulang Bawang.
“Diskusi tersebut belum terjadi karena para pengurus dan pimpinan nasional KPRI sedang menggelar rapat rutin, hingga terjadinya penangkapan oleh aparat kepolisian,” kata Ketua KPRI Chabibullah dalam keterangan persnya, Kamis (13/10/2016).
Selama ini, pendeta Sugiyanto memang aktif mendampingi Serikat Tani Korban Gusuran PT BNIL. Pada 1 Oktober lalu, terjadi bentrokan antara Serikat Tani dengan pam swakarsa di lokasi yang diklaim oleh PT BNIL.
“Peristiwa penangkapan ini sendiri menunjukkan bahwa upaya kriminalisasi terhadap aktivis-aktivis gerakan rakyat masih terus berlangsung,” jelasnya.
Konflik agraria antara petani dengan PT BNIL sudah berlangsung lama. Pada tahun 1993, PT BNIL merampas paksa lahan milik warga untuk perkebunan tebu.
Saat itu, PT BNIL bersama TNI dan Polri memaksa warga menjual lahannya hanya dengan ganti rugi Rp 100 ribu. Di tahun-tahun berikutnya, warga dipaksa menjual lahannya melalui ancaman, intimidasi dan kekerasan.
“Sejak konflik tersebut muncul di tahun 1990an, peristiwa tersebut telah menyebabkan adanya 9 korban jiwa,” ungkap Chabibullah.
Dari 6.500 hektare lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT. BNIL, masyarakat hanya memperoleh relokasi seluas 3.000an hektare. Sudah begitu, PT. BNIL sendiri tersangkut masalah pelanggaran perizinan, khususnya terkait pelanggaran UU No 32 Tauhn 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Di dalam UU tersebut diatur bahwa setiap kegiatan usaha harus memiliki izin lingkungan dan dokumen AMDAL, sedangkan saat ini PT BNIL telah melakukan kegiatan usaha tanpa memiliki izin lingkungan.
Hingga, pada September 2016, 2000-an petani melakukan aksi pendudukan di lahan HGU PT BNIL. Mereka mendirikan tenda-tenda di sekitar perkebunan.
Namun, pada 1 Oktober lalu, PT BNIL mengerahkan Pam Swakarsa untuk mengusir petani. Bentrokan tidak terhindarkan. Puluhan tenda dan belasan kendaraan roda dua ikut terbakar.
Pada saat kejadian, Polda Lampung menerjunkan 4 kompi pasukan untuk menyerang petani yang sedang menggelar aksi pendudukan di lahan konflik. Sebanyak 12 petani ditangkap dalam kejadian itu.
Mahesa Danu
Strategi Sukarno Melawan Imperialisme
Strategi Sukarno Melawan Imperialisme
Tidak hanya luas, negeri kita ini sangat kaya-raya. Perut bumi menyimpang hampir semua komoditas paling berharga di dunia, dari yang berbentuk mineral, gas, hingga minyak. Tanahnya juga sangat subur, persis yang digambarkan Koes Ploes: tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Jumlah penduduknya juga melimpah. Pada awal abad ke-20 saja, jumlah penduduknya sudah 6 kali lipat lebih banyak dari negeri yang menjajahnya: Belanda. Kelimpahan penduduk ini menjadi daya tarik bagi industri-industri Eropa yang butuh tenaga kerja murah.
Semua potensi itu membuat Indonesia tak ubahnya permata di tengah padang pasir yang menarik nafsu negara-negara Imperialis dari utara untuk memperebutkannya. Sejak permulaan abad ke-17, imperialisme tua ala VOC hingga imperialisme modern sekarang ini berebut menguasai negeri kaya raya ini.
Apa imperialisme itu?
Ahli strategi perang Tiongkok, Sun Tzu, pernah bilang: “Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran.”
Begitu juga dalam memerangi Imperialisme. Tanpa memahami imperialisme, jalinannya dengan sistim ekonomi-politik yang tengah memerintah dunia, maka akan sulit melawannya. Itu dipahami betul oleh Sukarno.
Untuk membongkar kedok imperialisme, Sukarno memakai senjata marxisme. Maklum, teori yang paling canggih dalam membongkar imperialisme saat ini (hingga sekarang) adalah marxisme. Teoritikus marxis macam Lenin, Rudolf Hilferding, Nikholai Bukharin, hingga Karl Kautsky, adalah teoritikus terdepan yang membongkar asal-usul dan hakikat Imperialisme.
Menurut Sukarno, imperialisme adalah sebuah nafsu atau sistem yang menguasai atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri lain. Menurutnya, imperialisme tidak hanya dijalankan dengan bedil atau meriam, tetapi juga dengan ‘putar lidah’, ‘cara halus-halusan’, dan penetrasi damai.
Berkat bantuan analisa marxisme, Sukarno tahu kelindan imperialisme dan kapitalisme. Dia mengerti betul bahwa kolonialisme hanyalah konsekuensi dari kapitalisme yang membutuhkan penguasaan terhadap sumber bahan baku, tenaga kerja murah, pasar, dan lahan baru untuk penanaman modal sebagai prasyarat untuk keberlanjutan proses akumulasi kapital.
Dengan melihat cara kerjanya, Sukarno membagi imperialisme dalam dua jenis, yakni imperialisme tua dan imperialisme modern. Imperialisme tua, sebagaimana dijalankan oleh East India Company (EIC) dan VOC, adalah imperialisme yang ditopang dengan cara-cara akumulasi primitif: perampasan hak milik. Sedangkan imperialisme modern, yang mulai merambah Hindia-Belanda di abad ke-19 dan 20, berdasarkan kelimpahan modal dan pembangunan industri besar.
Empat strategi imperialisme
Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya: bagaimana mungkin sebuah negara kecil seperti belanda bisa menaklukkan negara luas seperti Indonesia kala itu? Dan parahnya lagi, penjajahan itu bisa berlangsung sampai 3 abad lebih.
Sukarno punya jawabannya. Dalam pidato pembelannya di depan Pengadilan Kolonial tahun 1930, Indonesia Menggugat, Sukarno memberkan empat cara Belanda menancapkan kuku kolonialisme dan imperialismenya di bumi Indonesia.
Pertama, sistem imperialisme melahirkan politik divide et impera, yakni politik memecah-belah.
Menurut Soekarno, imperialisme di mana saja, apapun bentuknya, punya slogan yang sama: “Verdeel en heers”—pecahkan dan kuasai! Dengan menggunakan mantra itu, kolonialisme bisa membangun kekuasaan di negara lain.
Itu pula yang terjadi di Indonesia. Negeri yang luasnya 60 kali luas Belanda ini bisa ditaklukkan sampai ratusan tahun. Tentu saja, kata Soekarno, senjata pamungkas belanda terletak pada politik “divide et impera”.
Ada banyak cara untuk menjalankan politik adu domba ini: menggunakan media massa untuk meniupkan perpecahan. Di sini, pers-pers belanda selalu merendahkan, bahkan melemahkan, setiap upaya pembangkitan nasionalisme kaum inlander (bumiputra); menjalankan politik “eilandgouvernementen”—pemerintahan sepulau-sepulau—dengan memecah belah administrasi pemerintahan; hingga penggunakan agama untuk memicu perpecahan dan pertikaian antar pemeluk agama di nusantara.
Kedua, membuat Indonesia menjadi bangsa terbelakang, terutama dalam hal pengetahuan dan kebudayaannya. Caranya, salah satunya, adalah penghancuran fikiran-fikiran (akal budi) rakyat.
Politik kolonial mengubah rakyat Indonesia menjadi rakyat kecil, “nrima”, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, hilang keberaniannya. Pendek kata, kolonialisme mengubah rakyak Indonesia menjadi (maaf) “rakyat kambing yang bodoh dan mati energinya”.
Pemikir perancis yang anti-kolonial, Frantz Fanon, juga menguraikan bagaimana kolonialisme menghancurkan budaya dan karakter rakyat. Akibatnya, rakyat di negara jajahan ditingalkan dalam kebingungan intelektual dan moral.
Ketiga, menanamkan mentalitas inferior (inferiority complex) alias mental inlander di kalangan rakyat pribumi. Dengan begitu, rakyat Pribumi akan selalu merasa rendah diri dan takluk di hadapan Tuan penjajah.
Tetapi penaklukan mental itu butuh pembenaran ideologis. Karena itu, kata Sukarno, kolonialisme di mana pun akan selalu berusaha menutupi maksudnya, bahkan menciptakan teori manis untuk mencapai tujuan mereka.
Tidak jarang, misalnya, kita menemukan literatur yang menyebutkan bahwa misi kolonialisme adalah “misi suci” (mission sacree): penyebaran agama, menyebarkan pencerahan, dan membuat rakyat jajahan menjadi “beradab”.
Tidak jarang, dalam upaya menanamkan superioritasnya, pihak kolonialis melegitimasi keunggulan-keunggulan rasial: kulit putih lebih unggul dari kulit berwarna. Dalam sejarah kolonialisme di Indonesia, kita sering mendengar bagaimana cacian “inlander” disepadankan dengan makian “anjing”, “kerbau”, dan lain-lain.
Yang lebih parah, seperti diakui Sukarno, rakyat Indonesia dicecoki dengan anggapan “inlander bodoh”. Dengan cekokan itu, yang berlangsung secara turun-temurun, rakyat jajahan kehilangan kepercayaan diri dan kebanggaannya.
Keempat, imperialis selalu berusaha menyakinkan rakyat jajahan bahwa ada persamaan kepentingan antara mereka dan rakyat jajahan. Dan untuk mengikat hati rakyat jajahan, mereka biasanya menyerukan perlunya “asosiasi politik”, seperti dulu ada asosiasi Uni Indonesia-Belanda.
Di lapangan ekonomi, kaum imperialis selalu berpropaganda bahwa kehadiran mereka membawa keuntungan, seperti adanya industrialisasi, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain.
Mereka juga berproganda bahwa penanaman modal asing, yang notabene satu bentuk imperialisme modern, sangat menguntungkan negara jajahan. Sebab, penanaman modal asing menghasilkan pembangunan, pembukaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, dan lain sebagainya.
Empat Strategi Kontra-Imperialisme
Lantas, bagaimana melawannya?
Sukarno mengajukan empat strategi kontra-imperialisme, yakni:
Pertama, menjalankan politik kontra pecah belah. Tentu saja, politik kontra pecah belah itu adalah persatuan. Sukarno menyadari hal itu sejak pertamakali terjun ke gelanggang pergerakan.
Pada tahun 1926, setahun sebelum pendirian PNI, Sukarno sudah merumuskan konsep persatuan seluruh pergerakan rakyat anti-kolonial melalui tulisan berjudul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”.
Risalah itu, yang diperkuat dengan teori dan data, berusaha membujuk tiga kekuatan utama dalam pergerakan saat itu, yaitu nasionalis, agama, dan marxis, untuk bersatu. Bahwa persatuan bukan hanya keharusan, tetapi satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.
“Inilah azas-azas yang dipeluk oleh pergerakan-pergerakan rakyat di seluruh Asia. Inilah faham-faham yang menjadi roh-nya pergerakan-pergerakan di Asia itu. Roh-nya pula pergerakan-pergerakan di Indonesia-kita ini,” tulisnya.
Dan Sukarno tak hanya piawai berteori, tapi juga berjibaku membumikannya ke dalam praktek. Tahun 1927, dia menjadi tokoh penting pembentukan front persatuan bernama Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Kedua, menjalankan politik penyadaran dan edukasi. Untuk ini, Sukarno menyokong berdirinya sekolah-sekolah rakyat dan gerakan pemberantasan buta-huruf.
Di PNI, Sukarno aktif menggelar kursus politik massal. Dia juga mendirikan koran partai sebagai corong untuk berbicara pada rakyat banyak.
Dalam banyak tulisan-tulisan maupun pidatonya, Sukarno kerap bicara tentang massa yang tidak sadar (onbewust) dan massa tercerahkan (bewust). Tugas partai revolusioner, kata dia, adalah membuat rakyat yang masih onbewust menjadi bewust.
Dia juga membedakan antara massale actie (massal aksi) dan massa actie (massa aksi). Massal aksi adalah pergerakan yang melibatkan massa sangat besar, tetapi tidak radikal dan revolusioner. Sedangkan massa aksi adalah pergerakan yang berisikan massa yang radikal dan revolusioner.
Ketiga, membabat habis mental inferior atau perasaan rendah diri di hadapan bangsa penjajah. Senjatanya adalah membangun rasa percaya atas kemampuan sendiri (self-reliance) dan semangat berdikari (self help). Dua hal itu pula jadi azas PNI.
Rasa percaya diri bisa dibangun melalui massa aksi dan machtvorming (pembangunan kekuatan). Sarananya bisa beragam, dari aksi massa, rapat akbar (vergadering), aksi mogok hingga mencoblos dalam pemilu. Semua itu secara politik bisa menyadarkan massa rakyat akan potensi kekuatan dan kemampuan politiknya.
Di lapangan ekonomi, semangat berdikari bisa dimulai dari koperasi. Koperasi merupakan perhimpunan ekonomi secara usaha kecil atau rakyat jelata berdasarkan prinsip kerjasama, solidaritas, tolong-menolong dan kolektivisme.
Namun, perjuangan membabat mental inferior ini bukan perjuangan gampang dan singkat. Sekalipun kemerdekaaan secara politik sudah diraih, belum tentu mentalitas inferior itu menghilang. Makanya, setelah Indonesia merdeka, Sukarno punya proyek “nation building” untuk menciptakan manusia baru Indonesia.
Keempat, menentang segala bentuk “asosiasi-politik” antara bangsa terjajah dengan imperialis. Caranya, kaum pergerakan menunjukkan pertentangan kepentingan yang tidak bisa didamaikan antara bangsa terjajah dengan imperialis. Sukarno menggunakan istilah “kaum sini” untuk bangsa terjajah dan “kaum sana” untuk penjajah.
Dalam pergerakannya, Sukarno menempuh jalan non-koperasi, yang menolak bergandengan tangan dengan penjajah. Non-koperasi menolak tawar-menawar dengan penjajah. Pada praktek dan tujuannya, non-koperasi menghendaki penjebolan secara radikal dan revolusioner.
Sukarno juga menolak negara setengah-merdeka, layaknya negara-negara bekas jajahan Inggris yang bersatu secara sukarela di bawah persemakmuran Inggris. Karena itu, Sukarno menentang habis-habisan bentuk konfederasi Uni Indonesia-Belanda (1950-1956).
Begitulah gambaran strategi Sukarno dalam melawan imperialisme. Saya kira, pembacaan Sukarno tentang imperialisme, ciri-cirinya, hingga cara kerjanya masih relevan hingga sekarang. Toh, imperialisme masih nyata dan berkuasa hingga hari ini, dengan tampilannya yang lebih modern juga.
Rudi Hartono, aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD)
Berdikari cara Nurul Atifah
Wanita perlu ada ilmu dan kerjaya
Berdikari cara Nurul Atifah
Wanita perlu ada ilmu dan kerjaya
5 Tip Mudah Ajar Anak Berdikari. Barulah Bijak!
Ada anak kecil yang sangat berdikari. Tentuu kita terfikir, macam mana cara didikan ibu bapa mereka sehinggakan anak yang baru berusia tiga tahun sudah pandai berdikari seperti mengemas alat permainan yang selesai dimain, mengelap air yang tumpah di lantai, membasuh cawan yang digunakan dan sebagainya lagi.
Sebenarnya semua ibu bapa boleh mendidik anak menjadi individu yang berdikari asalkan ada kemahuan untuk mendisiplinkan mereka. Mungkin anda boleh cuba cara berikut.
1. Jaga kesihatan anak
Anak yang sihat mampu untuk mengikut bimbingan dan didikan ibu ayah. Jadi ibu ayah perlu menyediakan segala keperluan khasiat anak untuk membesar sihat dan cergas. Apabila anak sihat, mudahlah mereka belajar berdikari dengan bimbingan daripada ibu dan ayah.
2. Ajar anak berkeyakinan
Anak yang dibesarkan dengan persekitaran positif akan membesar sebagai kanak-kanak yang berkeyakinan tinggi. Sejak kecil galakkan anak membantu membuat kerja rumah. Biarpun pada awalnya tidak sempurna, berikan mereka pujian dan galakan.
Tugas-tugas mudah seperti mengemas katil, bilik, menyapu sampah dan sebagainya mampu meningkatkan keyakinan diri mereka seterusnya anak menjadi lebih berdikari.
3. Mudah bergaul
Salah satu ciri anak berdikari adalah kemampuannya mudah bergaul dengan kawan-kawan sebaya. Ia menunjukkan mereka mampu untuk berdikari mencari kawan baru tanpa perlu ‘melekat’ dengan ibu ayah jika berada di tempat baru.
4. Kreatif
Anak kreatif bukan sekadar hebat melukis, mewarna dan menulis tetapi lebih luas daripada itu di mana dia mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi tanpa bantuan orang lain.
Ia bukan sifat semula jadi sejak lahir tetapi boleh dipupuk dan diajar sendiri oleh ibu dan ayah bagaimana menjadi anak yang kreatif dan mampu berfikir cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5. Berikan kebebasan
Kadangkala ibu dan ayah perlu memberi kebebasan kepada anak yang sedang membesar. Kebebasan bukan bermakna mencetuskan hura hara atau membiarkan anak tanpa pemantauan tetapi dalam bab membuat keputusan yang mudah.
Misalnya seperti memilih pakaian yang hendak dipakai, membuat pilihan menu makanan di restoran, membiarkan anak menguruskan keperluan dirinya. Secara tidak langsung ia menjadi salah satu cara mudah menggalakkan anak untuk lebih bertanggungjawab.
Biasanya anak yang berdikari mudah untuk mendapat kawan walaupun dia berada di tempat baru dan mereka akan membesar sebagai seorang yang berani cuba sesuatu yang baru serta tinggi keyakinan diri.
- 10 Cara Mesti Buat Supaya Anak Rajin Tolong Buat Kerja Rumah!
- 5 Sebab Anak Perlu Dibiarkan Bosan. Barulah Kreatif & Bijak
- Melukis Rangsang Anak Lebih Pintar & Kreatif. 5 Cara 'Simple' Untuk Galakkan Mereka
- Muzik Meningkatkan Tahap Intelektual Anak. 5 Fakta Ini Mesti Tahu!
- Bila Anak Asyik Bergaduh, Buat 5 Perkara Ini Supaya Mama Tak Jadi 'Monster'
- 5 Langkah Ajar Anak Fasih Bercakap Lebih Daripada Satu Bahasa. Memang Cool!
- Anak Anda Memang Bijak Kalau Ada 5 Ciri Ini!
- Kalau Anak Tak Boleh Duduk Diam, Periksa 4 Ciri Ini. Mungkinkah Hiperaktif?
- 6 Cara Terbaik Bila Berhadapan Dengan Si Kecil Yang Kedekut. Jangan Terus Marah!
5 Tip Mudah Ajar Anak Berdikari. Barulah Bijak!
4 Jenis Ubat Selamat Buat Ibu Hamil Yang Demam
Berita & Informasi
Kuliah Wawasan Kebangsaan oleh Gubernur Jawa...
Pembukaan Kuliah INSTIPER TA 2016/2017
Pembukaan Kuliah Program Pelatihan Teknis...
INSTIPER Peduli Merapi
Wisuda Sarjana ke 67 dan Pascasarjana ke 14
Penandatangan MoU INSTIPER-BP2SDM Kementerian...
Pembukaan Kuliah Tahun Akademik 2015/2016
Pengumuman Hasil Tes Wawancara Penerimaan...
- BEASISWA SMART Planters T.A 2016 - 2017
- Persyaratan Calon Penerima Beasiswa Bidik Misi 2016
- ROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS PT. KARYA MAS – INSTIPER YOGYAKARTA...
- PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk – INSTIPER...
- BEASISWA Tjipta Pemuda Bangun Palma (SPKS ETF) T.A 2015 - 2016
- BEASISWA berjaminan kerja SMART Planters T.A 2015 - 2016
Partner Beasiswa dan Magang
- PT. Smart Tbk.
- Eka Tjipta Foundation
- PT. Asian Agri
- PT. Dharma Satya Nusantara
- PT. RAPP
- PT. Citra Sawit Lestari
- First Resources
- PT. Amara
- PT. Minamas
- PT. Anugerah Energitama
- PT. Astra Agro Lestari Tbk.
- PT. Bumitama Gunajaya Agro
- Wilmar International Plantation
- PT. Citra Borneo Indah
- PT. Sampoerna Agro